Posted by : magchuz Rabu, 28 September 2016


Jenis-jenis Penelitian

Klasifikasi jenis penelitian sebetulnya relatif sangat beragam dan tergantung dari aspek mana penelitian tersebut diklasifikasikan. Pengklasifikasian jenis-jenis penelitian ini sebenarnya hanya sebuah upaya untuk mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada yang bertujuan untuk memudahkan bagi kita. 

1.      Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Pendekatan
A.   Penelitian Kuantitatif (Quantitative Research)
     Penelitian kuantitatif ini adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuraan yang cermat terhadap varaiabel-variabel tertentu, sehingga mengasilkan simpulan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan terutama untuk mengembangkan teori dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan pengkuran disertai analisis secara statis di dalam penellitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
B.   Penelitian Kuliatatif (Qualitative Research)
     Penelitian kualitatif  ini adalah penelitian untk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakuukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan pengamatan terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari, berinteraksi dengan mereka, dan berupaya dalam memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu, peneliti harus terjun dalam lapangan dengan waktu yang cukup lama.
C.   Penelitian Perkembangan (Developmental Reseach)
     Penelitian perkembangan ini adalah suatu kajian tentang pola dan urutan pertumbuhan dan / atau perubahan sebagai fungsi waktu. Objek penelitiannya adalah perubahan atau kemajuan yang dicapai oleh individu, seperti peserta didik, guru, kepala sekolah, dan unit-unit pendidikan lainnya. Tujuan peelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan individu dalam kurun waktu tertentu.

2.     Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Waktu
A.   Penelitian Cross-sectional
     Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan. Satu hal yang diingat bahwa pengertian satu waktu tertentu tidak bisa hanya dibatasi pada hitungan minggu, bulan atau  tahun saja. Tidak ada batasan baku untuk menunjukkan  satu waktu tertentu. Akan tetapi, yang digunakan adalah bahwa penelitian itu telah selesai. Dengan demikian, bisa saja seorang melakukan penelitian di bulan Januari, kemudian karena ada keperluan mendesak, pada bulan Februari dan Maret, ia kembali ke rumahnya. Pada bulan April, ia kembali lagi kelapangan untuk meneruskan pengumpulan data. Sekalipun peneliti mendatangi lokasi penelitian sebanyak dua kali, ia tetap dikategorikan melakukan penelitian cross-sectional.Dengan demikian, konsep satu waktu tertentu dalam satu penelitianlah yang digunakan untuk menentukan bahwa penelitian itu merupakan penelitian cross-sectional.
B.   Penelitian Longitudinal
  Penelitian jenis ini dilakukan antarwaktu. Dengan demikian, setidaknya terdapat dua kali penelitian dengan topik dan gejala yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda. Namun bukan berarti jika ada dua penelitian yang dilakukan dalam waktu yang berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan ke dalam penelitian longitudinal, tetapi ada kata kunci yang harus dipegang, yaitu adanya upaya perbandingan antara hasil penelitian. Dengan kata lain, penelitian longitudinal sudah direncanakan sejak awal penelitian, dan bukannya secara kebetulan terjadi.
 Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang mencoba melihat perubahan yang terjadi. Penelitian longitudinal terbagi lagi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
·        Penelitian kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, serta responden atau informan yang berbeda.  
·        Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, dan responden atau informan yang sama. Dengan penelitian ini, seseorang akan diteliti minimal sebanyak dua kali. Permasalahan yang seringkali muncul dalam penelitian ini adalah jika jangka waktu antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya berdurasi cukup lama sehingga ada kemungkinan responden yang dulu dijadikan sampel, kina sudah tidak bisa ditemui lagi, bisa jadi karena dia sudah meninggal dunia atau bisa juga karena sudah pindah rumah.
·        Penelitian kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama, yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan responden atau informan yang memiliki karakteristik yang sama. Dengan demikian, orang-orang yang diteliti berbeda, tetapi memiliki ciri-ciri yang sama. Ciri-ciri ini bisa berbentuk apa pun juga. Bisa saja mereka memiliki kesamaan pengalaman hidup, kesamaan tempat tinggal, kesamaan keturunan, kesamaan alumni, kesamaan latar belakang pekerjaan, kesamaan status, dan lain sebagainya. Misalnya kita akan melakukan penelitian di tahun 1990 kepada orang-orang yang berusia 45 tahun.  Tahun 2000 kita melakukan penelitian yang sama dengan orang-orang yang berusia 55 tahun. Karakteristik apa yang sama? Mereka adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1945. Dengan demikian, karakteristik yang sama adalah tahun kelahiran. Tidak hanya itu, ternyata peneliti menginginkan agar semua orang yang diteliti pada tahun 1965 berusia 20 tahun sehingga dapat mengetahui tentang kejadian pemberontakan G 30 S PKI, dan sama-sama mengalaminya.

3.     Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat
A.   Penelitian Lapangan (field research)
  Penelitian lapangan dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya. Misalnya saja penelitian tentang kehidupan para guru, masalah religiusitas masyarakat desa, penelitian anak-anak pencandu narkoba, dan lain-lain. Penelitian lapangan pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat. Jadi, mengadakan penelitian mengenai beberapa masalah aktual yang kini tengah berkecamuk dan mengekspresikan diri dalam bentuk gejala atau proses sosial.
B.   Penelitian Perpustakaan (library research)
Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya berupa; buku-buku, majalah, naskah-naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Pada hakekatnya, data yang diperoleh dengan jalan penelitian perpustakaan tersebut dijadikan fundasi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di tengah lapangan.
C.   Penelitian Laboratorium (laboratory research)
  Penelitian jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian laboratorium untuk ilmu pengetahuan sosial ialah: mengumpulkan data, mengadakan analisa, mengadakan test, serta memberikan interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa meramalkan kecenderungan gerak satu gejala sosial dalam satu masyarakat tertentu. Laboratorium pengetahuan sosial ini memberikan bimbingan pada sejumlah ilmuwan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian secara kooperatif.

4.     Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan
A.   Penelitian Eksploratif
  Penelitian ini dilakukan untuk menggali suatu gejala yang relatif masih baru. Dapat dikatakan bahwa ada suatu  fenomena atau gejala yang selama ini belum pernah diketahui atau dirasakan.
Contoh yang paling nyata adalah penelitian tentang penemuan virus baru. Dalam ilmu sosial studi kelayakan merupakan jenis penelitian yang berupa mengeksplorasi tentang suatu fenomena yang baru. Mengingat bahwa topik yang akan diteliti merupakan topik yang baru, penelitian ini biasanya memiliki sifat kreatif, fleksibel, serta terbuka bagi berbagai informasi yang ada. Biasanya penelitian ini menghasilkan teori-teori yang baru, pengembangan dari teori yang sudah ada. Dengan topik atau gejala yang baru, maka seringkali penelitian ini diidentikkan dengan penelitiaan yang selalu menggunakan pertanyaan “APA” dan “SIAPA” dalam menggali informasi. Tujuan dari penelitian eksplorasi sendiri adalah; mengembangan gagasan dasar mengenai topik yang baru dan memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.
B.   Penelitian Deskriptif
 Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hepotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.
Penelitian ini bisa juga dikatakan sebagai kelanjutan dari penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif telah menyediakan gagasan dasar sehingga penelitian ini mengungkapkan secara lebih detail. Penelitian ini diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan “BAGAIMANA” dalam mengembangkan informasi yang ada. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah; menggambarkan mekanisme sebuah proses dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.
C.   Penelitian Eksplanatif
 Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala  terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. Penelitian ini sering diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan “MENGAPA” dalam mengembangkan informasi yang ada. Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah; menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.

5.     Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Taraf Penjelasan
  Penelitian deskriptif adalah  penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, tanpa dibandingkan atau dihubungkan dengan variabel lain. Peneliti berusaha mendapatkan data apa adanya kemudian menggambarkan (mendeskripsikan) apa adanya. Kinerja peneliti dalam penelitian ini mirip kinerja seorang fotografer, fenomena atau variabel yang diteliti didata karakteristiknya (difoto) kemudian dijelaskan seperti apa adanya (dicetak jadi foto yang menggambarkan objek apa adanya.
  Contoh: penelitian terhadap kemampuan menulis paragraf siswa kelas VII SMP 20 Bandung  tahun pelajaran 2005-2006. Pengumpulan data dilakukan dengan cata tes menulis paragraf. Hasil tes kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan tingkat kemampuan atau keterampilan siswa SMP tersebut dalam menulis paragraf.
  Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan dua variabel atau lebih. Kedua variabel bisa jadi tidak berhubungan atau mandiri. Tujuan penelitian ini antara lain untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
  Contoh : perbandingan kemampuan membaca siswa  laki-laki dan siswa perempuan di  SDN I Sayang  Sumedang. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tes kemampuan membaca siswa laki-laki dan perumpuan. Hasil tes kelompok laki-laki dan perempuan dipisahkan. Lalu dilakukan perhitungan jumlah dan rata-rata hasil tes kedua kelompok. Dari rata-rata hasil tes sudah bisa dilihat ada tidaknya perbedaan. Tetapi untuk mengetahui lebih pasti  signifikan tidaknya perbedaan itu, bisa dilakukan pengujian secara statistik yaitu dengan menggunakan uji t (T-test)  atau ANOVA.
  Penelitian asosiatif adalah  penelitian yang berusaha mencari hubungan antara satu varibal dengan varibal lain. Hubungannya bisa simetris, kausal, atau interaktif. Hubungan simetris  adalah hubungan anatara dua variabel yang bersifat sejajar, sama. Contoh penelitian asosiatif simetris : hubungan antara kemampuan matematis dengan kemampuan berbahasa.  Hubungan kausal adalah hubungan yang  bersifat sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
  Contoh penelitian kausal :  pengaruh kekerapan membaca terhadap kemampuan efektif membaca. Hubungan interaktif adalah hubungan antar variabel yang saling mempengaruhi. Contoh : Hubungan kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa kaya, dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai).
  Teknik analisis penelitian asosiatif  menggunakan teknik analisis kuantitatif (statistik). Perhitungan untuk mengatahui hubungan dan pengaruh antar variabel itu  antara lain perhitungan koefesien korelasi  rank Spearmandan  Person Product moment.

1.     Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Bidang Ilmu
A.   Penelitian Esakta

  Penelitian esakta lebih mengutamakan data dri hasil-hasil eksperimen. Penelitian ini sebagian besar dengan perhitungan-perhitungan dan analisis kuantitatif. Dapat diadakan kapan saja, dan bila di tes lagi, peluang terjadi persamaan lebih besar. Dengan kata lain, generalisasikan dapat diterapkan pada penelitian lain, sejauh variabelnya sama. Contohnya, daya tembus sinar radioaktif (α, β, γ). Dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu, yaitu
–          Biologi
–          Kimia
–          Fisika
–          Kedokteran
–          Astronomi
–          Geologi
–          Geografi

B.   Penelitian Non-Esakta
  Penelitian non-esakta lebih menekankan pada pola-pola hubungan dan tatanan dalam masyarakat. Kejadian bersifat situasional dan dinamis, tergantung pada kondisi sosiokultural masyarakat. Pengolahan data menggunakan analisis kualitatif Sulit digeneralisasikan meskipun variael-variabelnya sama. Contohnya, penelitian mengenai budaya masyarakat migran, presepsi masyarakat terhadap modernisasi. Dibagi menjadi beberapa bidang ilmu diantaranya :
–          Agama/Teologi
–          Sejarah
–          Antropologi
–          Sosiologi
–          Pendidikan
–          Psikologi
–          Filsafat

7.     Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Metode
A.   Penelitian Sejarah
     Pada dasarnya, penelitian sejarah  merupaka expost facto research di bawah payung qualitative research. Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan manipulasi atau kontrol terhadap variabel, sebagaimana jenis-jenis penelitian di bawah payung quantative research. Penelitian sejarah memfokuskan kajiannya terhadap fenomena, peristiwa atau perkembangan yang terjadi pada masa lampau. Tujuannya yakni untuk : 
(a) mendeskripsikan dan merekontruksi fenomena masa lampau secara sistematis, obyektif dan rasional dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti secara faktual untuk memperoleh simpulan yang kuat.
(b) meningkatkan pemahaman dan memperkaya wawasan kita tentang fenomena di masa lalu dan bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, serta kemungkinan-kemungkinan penerapannya pada masa yang akan datang.
Sehubungan dengan penelitian sejarah, John W. Best (1997) menjelaskan sejarah merupakan “rekaman” prestasi manusia. Ia bukan semata-semata daftar rangkaian peristiwa secara kronologis, melainkan suatu deskripsi berbagai hubungan yang benar-benar manunggal antara manusia, peristiwa, waktu dan tempat. Tidak semmua orang bisa dijadikan  subjek penelitian sejarah tanpa diperhitungkan juga interaksinya dengan gagasan-gagasan, gerakan-gerakan, atau instuisi-instuisi yang hidup pada jamannya. 
Dalam penelitian sejarah dapat juga diajukan hipotesis meskipun hipotesis tersebut tidak selalu dinyatakan secara eksplisit. Biasanya sejarahwan menyimpulkan bukti-bukti dan secara cermat menilai kepercayaannya. Jika buktinya ternyata cocok dengan hipotesisnya, maka hipotesis tersebut teruji. Sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu : 
(a)    sumber primer, (a.1) sumber yang diperoleh secara langsung dari objek peninggalan masa lampau, seperti : candi, istana, senjata, dsb. (a.2) cerita, penuturan, dan catatan dari para saksi mata ketika peristiwa tersebut terjadi, seperti : undang-undang, piagam, otobiografi, dsb.
(b)    Sumber sekunder  adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui bahan-bahan/dokumen tertulis, seperti : ensiklopedia, buku, majalah, koran, dsb.
Sumber informasi dalam penelitian sejarah dapat dikelompokkan menjadi empat bagian : 
(a)    dokumen, yaitu materi yang tertulis dalam bentuk buku, majalah, koran, dsb.
(b)    Rekaman yang bersifat numerik, yaitu rekaman yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk data numerik, misalnya skor tes, laporan sensus, dsb.
(c)    Pernnyataan lisan, yaitu melakukan wawancara dengan orang yang merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi. Ini merupakan bentuk khusus dari penelitian sejarah yang disebut oral history.
(d)    Relief, yaitu objek fisik atau karakteristik visual yang memberikan beberapa informasi tentang peristiwa masa lalu. Contohnya, monumen, peralatan, pakaian, dsb.
Untuk menjamin kebenaran informasi yang ada, terutama dalam data sekunder perlu diadakan external critism maupun internal critism. Dalam external critism dikaji tentang siapa yang menulis dokumen, apa tujuan penulisan dokumen tersebut, kapan dan dimana dokumen itu dibuat, dalam kondisi yang bagaimana dokumen itu ditulis, apakah dokumen tersebut merupakan naskah asli, dan seterusnya. Untuk menetapkan umur satu dokumen, peneliti dapat meibatkan unsur-unsur penting, seperti pengujian tnda tangan, bentuk huruf, penggunaan bahasa dan termasuk juga uji fisik  dan kimiawi atas tinta, cat, kertas, dsb. Dalam internal critism dikaji, misalnya apa yang  dimaksudkan oleh pengarang dalam pernyataannya, apakah pernyataannya tersebut dapat dipercaya, apakah terlihat konsistensi antara pernyataan yang satu dengan yang lainnya, dsb. Peneliti sejarah harus benar-benar yakin bahwa datanya autentik dan akurat, sehingga dapat memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang berharga untuk ditelaah secara serius. 
Karakteristik penelitian sejarah, yaitu : 
(a)    Menggunakan data sekunder, data yang diobservasi oleh orang lain.
(b)    Hanya mengumpulkan informasi, karena itu jika tidak dilakukan ekstra hati-hati, informasi tersebut kurang valid dan reliabel, berat sebelah dan bias.
(a)    Selain data sekunder, ada juga data primer yang dikumpulkan melalui pengamatan melalui pengamatan secara langsung. Diantara kedua data tersebut, data primer dianggap memiliki otoritas yang kuat sebagai bukti tangan pertama dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.
(b)    Terdapat dua jenis kritik yang digunakan untuk menentukan nilai atau bobot data yakni: kritik eksternal dan kritik internal. 
(c)    Dibandingkan dengan penelitian perpustakaan, pendekatan sejarah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas.
Menurut Fraenkel dan Wallen (1990), ada empat langkah pokok dalam penelitian sejarah, yaitu merumuskan masalah, menemukan sumber-sumber informasi sejarah yang relevan, meringkas dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut, serta mempresentasikan dan menginterpretasikan informasi-informasi tersebut yang dihubungkan dengan masalah atau pertanyaan dalam penelitian. Langkah-langkah ini dapat diuraikan lagi menjadi beberapa tahap, dan setiap tahap terdiri atas langkah-langkah operasional sebagai berikut :
Tahap pertama : persiapan penelitian
Pada tahap ini biasanya peneliti menyusun desain penelitian, yang meliputi: memilih dan merumuskan masalah, menetapkan tujuan penelitian, menjelaskan manfaat hasil penelitian, merumuskan asumsi, memilih pendekatan penelitian, menentukan langkah-langkah kegiatan penelitian, menyusun instrumen dan pedoman analisis data. 
    Tahap kedua : pelaksanaan penelitian
        Pelaksanaan penelitian sejarah dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 
a.    Heuristik (pengumpulan data)
b.    Kritik (verifikasi)
c.    Interpretasi (penafsiran)
d.    Histiriograf (penulisan sejarah)
Tahap ketiga : penyusuna laporan hasil penelitian
B.   Penelitian Eksperimen
     Penelitian ekperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Bentuk penelitian eksperimen menurut Tuckman (1982) ada 4 jenis, yaitu pre experimental, true experimental, factorial, dan quasi experimental. Berbeda dengan Tuckman, Sukmadinata (2009) dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian eksperimen berdasarkan variasinya terdiri dari penelitian ekperimen murni (true experimental), eksperimen kuasi (quasi experimental), eksperimen lemah (weak experimental) dan eksperimen subjek tunggal (single subject experimental).
     Eksperimen murni merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Sedangkan pada eksperimen semu (quasi experimental) pengontrolan variabel hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
     Eksperimen lemah merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya. Eksperimen jenis ke empat adalah eksperimen subjek tunggal. Eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi dan lemah belaku.
C.   Penelitian Survey
     Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu.      
Survey adalah suatu desain yang digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon, video confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakan analisa secara bertahap.
Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating, penelitian operational dan pengembangan indikaor-indikator social. 

8.     Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Penggunaan Hasil
A.   Penelitian Dasar (basic/fundamental research)
     Penelitian dasar  adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menemukan dan mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasidan teori baru. Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip dan hukum-hukum ilmiah, meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah. Penelitian ini tidak diarahkan untuk memecahkan masalah praktis, tetapi teori yang dihasilkan dapat mendasari pemecahan masalah praktis.
B.   Penelitian Terapan (applied research)
     Penelitian terapan dilakukan berkenaan dengan pemecahan masalah dan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Fungsi penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Tujuan penelitian terapan tidak semata-mata untuk mengembangkan wawaasan keilmuan, tetapi juga untuk pemecahan masalah praktis, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan.
C.   Penelitian Tindakan (action research)
     Penelitian ini adalah suatu bentuk penelitian refleksi-diri melalui tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses dan peahaman tentang praktik-praktik pendikan secara utuh, mengembangkan profesional, dan meningkatkan hasil kegiatan. Tujuan penelitian ini menunjukkan implikasi yang harus diperhatikan. Pertama, penelitian tindakan harus dilakukan secara ilmiah sesuai konsep penelitian ilmiah. Kedua, harus meliatkan kelompok partsipan sehingga dapat dilakukan kolaborasi. Ketiga, harus dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan seperti ketrampilan mengajar. Keempat, harus dilakukan untuk acuan melakukan refleksi diri. 
Aspek pokok penelitian tindakan ini ada tiga, yaitu:
a)    Untuk memperbaiki praktik
b)    Untuk mengembangkan kemampuan profesional dalam arti mengembangkan pemahaman dan ketrampilan baru para praktisi dalam praktik yang dilaksanakan
c)    Untuk memperbaiki keadaan atau situasi tersebut dilaksanakan.
Inti dari penelitian tindakan ini adalah menekankan pada tindakan dalam praktik atau situasi nyata yang terbatas, sehingga diharapkan dari tindakan tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.

Sumber :

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Pengajar       : Indri Sudanawati Rozas, M.Kom

Oleh             : [H76216065] M. Faruq Rahman M.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

GeoCountry


counter
Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Digital Pockét -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -